Opini

Curhat Colongan

Entah mengapa, saya selalu merasa marah dan geram kalau sekiranya ayat-ayat Allah digunakan tidak pada tempatnya, selemah-lemahnya iman adalah mendoakan.

Silahkan jualan produk atau apalah, namun ketikan menggunakan agama dan ayat-ayat Al-quran sebagai pemanis dalam marketing, menurut saya itu sama sekali tidak benar dan terkesan melecehkan.

Perasaan ini muncul karena kejadian di tempat saya menulis sekarang. Tempat saya biasa minum kopi sambil mengerjakan tugas-tugas kantor.

Jualan sah-sah saja, tapi ketika firma Allah digunakan sebagai pemanis, itu sudah tidak pantas dan keren lagi.

Aceh, 15 Januari 2020.

Tentang Nepotisme

Hari ini saya belajar satu hal tentang Nepotisme setelah membaca tulisan Pak Dahlan Iskan di disway.id tentang N dalam KK.

Menarik bagaimana N (Nepotisme) bagi beliau tidak salah, berbeda dengan dua K sebelumnya N, yaitu Korupsi dan Kolusi. Awalnya saya sedikit terkejut, namun setelah membaca sampai selesai, akhirnya saya paham mengapa nepotisme bukan sebuah kejahatan.

Pelajaran penting pertama; jangan terlalu dini mengambil kesimpulan. Baca dulu, selesaikan, timbang-timbang, kalau perlu tabayyun.

Pelajaran penting kedua adalah tentang tidak mempermasalahkan nepotisme di sebuah perusahaan.

“Apalagi di swasta: nepotisme tidak boleh dipersoalkan. Itu suka-suka pemilik perusahaan.”

Iya, saya mengerti, toh itu perusahaan pribadi, terserah mereka mau membangun dinasti dagang ya terserah mereka, karena itu milik mereka. Akan berbeda ceritanya kalau perusahaan tersebut adalah perusahaan pemerintah, nepotisme yang tidak didasari pada kemampuan dan merit system justru akan menjadi bumerang dan kehancuran.

Terima kasih informasi dan pencerahan tentang kata nepotisme dan bagaimana seharusnya melihat posisi nepotisme dalam dunia kerja.

Jujur dan Bertanggungjawab

Kerja itu harus jujur dan bertanggung jawab. Karena kalau tidak jujur dan bertanggung jawab, efeknya kemana mana. Jujur artinya tidak ada penipuan dan kebohongan seperti memanipulasi data dan macam-macamlah. Bertanggungjawab artinya kalau kerja itu harus kerja tuntas dan selesai. Bukan kerja sekedar kerja dan asal kerja saja, yang penting kerja.

Ini kadang saya suka kesal lihat orang yang kerjanya tidak jujur. Saya sendiri bukan orang yang paling jujur sedunia, tapi setidaknya saya berusaha untuk tetap jujur dalam bekerja. Saya yakin segelanya ada takarannya masing-masing, yang penting usaha dan berdoa.

Satu lagi hal yang saya tidak suka adalah orang yang kerjanya serampangan dan tidak bertanggung jawab, karena imbasnya nanti ke kita juga akhirnya. Karena satu orang dalam tim yang kerjanya tidak serius dan tidak bertanggung jawab, akhirnya oranglain dalam tim tersebut yang harus menutupi dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, itu namanya kerja tim, tapi kalau yang satu tidak bertanggungjawab kerjanya, gimana? Tutupi dan selesaikan secara adat hahaha 😀 yang penting kerja.

Salam semuanya. Sudah lama juga saya tidak menulis di  blog ini. Maklumlah, selain banyak alasan, juga karena alasan-alasan lainny. Semoga bermanfaat sajalah.